Program Lansia Bahagia Anak Cucu Gembira dari Ganjar – Mahfud

JAKARTA – Pasangan capres dan cawapres nomor urut 3, Ganjar Pranowo – Prof Mahfud MD akan memastikan negara hadir untuk para lansia (lanjut usia) melalui program Lansia Bahagia, Anak Cucu Gembira.

Program ini dirancang khusus untuk memastikan lansia mendapatkan kehidupan yang sejahtera dan pelayanan kesehatan yang baik.

Haris Pertama selaku juru bicara (Jubir) Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar – Mahfud menyebutkan, setidaknya ada 3 cara yang sudah dirancang untuk menyelesaikan permasalahan lansia; Pertama, memfasilitasi pekerjaan ringan dan sederhana dekat hunian bagi lansia, dengan melibatkan lembaga negara, BUMN/BUMD dan swasta; Kedua, memberikan BPJS Kesehatan kepada semua lansia; Ketiga, menambah jumlah penerima bansos (bantuan sosial) menjadi tiga kali lipat dengan tiga program insentif yang pasti lebih baik, yakni dana permakanan, dana insentif PKH, dan dana BPJS Kesehatan.

‘’Program ini lahir dari hati Pak Ganjar yang memang sejak dulu dikenal sayang pada lansia dan disayang oleh para lansia,’’ kata Haris dalam keterangan resminya, Selasa (16/1/2024).

Haris menjelaskan, saat menjadi Gubernur Jawa Tengah, Ganjar sudah berhasil menjalankan rancangan program serupa. Di mana saat itu, Ganjar memberikan bantuan untuk masyarakat non-produktif dan keluarga miskin melalui Program Kartu Jateng Sejahtera. Jumlah bantuan yang diberikan sebesar Rp1,1 juta per orang, diberikan setiap tiga bulan.

‘’Program unggulan Lansia Bahagia, Anak Cucu Gembira ini tak lain untuk menjawab keresahan 28 juta lansia (usia 60 tahun ke atas) di seluruh Indonesia dan keluarga mereka. Kebanyakan dari mereka tidak punya jaminan sosial, dana pensiun, atau sumber pendanaan lain untuk membiayai kebutuhan mereka. Banyak lansia yang terpaksa menggantungkan hidupnya kepada anak-cucu mereka,’’ jelas Haris.

Haris mengaku bahagia dan merasa lega karena pasangan Ganjar – Prof Mahfud MD ternyata memperhatikan secara serius kesejahteraan para lansia dan memberi solusi konkret untuk permasalahan mereka dan juga harapan mereka.

Mengingat tidak sedikit dari para lansia yang masih memiliki keinginan dan kemampuan untuk beraktivitas dan berkontribusi. Tercatat, ada sekitar 17 juta lansia di Indonesia yang masih bisa aktif secara fisik.

‘’Setelah mengabdikan seluruh hidupnya sebagai warga negara yang produktif, para lansia berhak untuk hidup dengan layak dan menerima perhatian dari negara. Tapi sayangnya, dari sekitar 28 juta lansia, 82%-nya tidak memiliki jaminan sosial, dana pensiun, atau sumber pendanaan lain untuk membiayai kebutuhan mereka. Karena kebanyakan para lansia harus bergantung pada anak cucu mereka untuk dapat bertahan hidup. Padahal, 60% lansia (sekitar 17 juta orang) masih sanggup secara fisik dan berkeinginan untuk tetap produktif,’’ ungkap Haris.(*)

Share:

Facebook
Twitter
Pinterest
LinkedIn

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

On Key

Related Posts