Siapa yang menyangka ternyata calon presiden (Capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo sempat tidak bisa membayar SPP sewaktu kuliah di Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta.
Akibatnya, Ganjar Pranowo terpaksa harus cuti kuliah selama 2 semester. Dan selama cuti kuliah itu, Ganjar tetap ke kampus, aktif berorganisasi sambil mengajar demi mencari uang agar bisa melanjutkan kuliahnya.
Nah, dari pengalaman pahit tersebut kemudian lahirlah misi pribadi dari Capres Ganjar untuk memperjuangkan pendidikan gratis dan berkualitas atau bermutu untuk rakyat miskin.
Terlebih lagi Capres Ganjar paham betul peran krusial pendidikan dalam memutus lingkaran setan kemiskinan. Ini bukan sekadar teori, tapi datang dari pengalaman hidup yang dijalaninya sendiri. Makanya, saat menjabat Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menggratiskan SPP bagi siswa SMA, SMK, dan SLB.
‘’Sekarang hasilnya sudah terlihat, lulusan SMK yang digratiskan oleh Pak Ganjar itu mudah mendapat kerja, bahkan ada yang sampai bekerja di luar negeri,’’ kata Haris Pertama selaku juru bicara (Jubir) Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar – Pranowo, dalam keterangan resminya, di Jakarta, Kamis (23/11/2023).
Karena berbekal pendidikan berkualitas, mereka bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, dengan upah yang lebih tinggi, sehingga bisa ikut membebaskan keluarganya dari kemiskinan.
Itu sebabnya, pasangan calon (Paslon) Ganjar – Mahfud menginginkan pendidikan untuk seluruh rakyat Indonesia itu bukan hanya sekadar gratis semata, melainkan juga berkualitas tinggi.
Hal ini dilakukan sebagai bentuk komitmen dan perhatian serius dari Paslon yang diusung oleh PDIP, PPP, Perindo dan Partai Hanura guna memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi rakyat Indonesia, terutama rakyat miskin untuk bisa lebih leluasa mengenyam pendidikan. Sehingga mampu mencetak angkatan kerja yang siap bersaing di tingkat global.
Di samping itu, lanjut Haris, perhatian untuk kesejahteraan dan kualitas guru dan dosen, juga dipastikan akan menjadi prioritas bagi Paslon Ganjar – Mahfud. Sebab, untuk bisa melahirkan angkatan kerja yang mumpuni, tentu ujung tombaknya adalah guru dan dosen yang terbaik.
‘’Pendapatan guru dan dosen harus meningkat dan harus sejahtera, melalui penyempurnaan sertifikasi guru dan dosen secara lebih sederhana,’’ ujarnya.