Ketersediaan lapangan pekerjaan yang hingga saat ini masih minim di Indonesia, tentunya menjadi sebuah problem yang dirasakan masyarakat.
Kendati demikian, masyarakat tak perlu lagi merasa cemas. Pasalnya, pasangan calon presiden (Capres) dan calon wakil presiden (Cawapres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo – Mahfud MD sudah menyiapkan berbagai solusi dan strategi. Solusi dan strategi ini bukan sekadar ucapan janji, melainkan sudah berupa bentuk-bentuk program yang siap dieksekusi.
‘’Selain rencana program yang siap dijalankan, Pak Ganjar pun
siap melakukan reka ulang program pengentasan pengangguran saat beliau menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah. Dan program tersebut berhasil menurunkan angka pengangguran secara signifikan, program ini hanya tinggal di-scale up ke tingkat nasional,’’ kata juru bicara (Jubir) Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar – Mahfud, Haris Pertama, dalam keterangan resminya, di Jakarta, Senin (20/11/2023).
Haris mengakui, pekerjaan memang masih menjadi sumber kecemasan rakyat Indonesia, baik yang masih kuliah dan sekolah, masih menganggur, hingga yang sudah bekerja sekalipun.
Tantangan dunia kerja begitu kompleks, dari gaji yang dirasa
rendah, ancaman PHK (pemutusan hubungan kerja), ancaman robotisasi dan teknologi informasi AI, hingga serbuan tenaga kerja asing.
Haris menekankan bahwa Indonesia harus mampu menyediakan 17 juta lapangan kerja dalam 5 tahun, karena setiap tahun 3,5 juta anak muda masuk ke dunia kerja. Sekarang ini, dunia kerja masih didominasi pekerjaan informal yang lebih rentan dan minim jaminan sosial.
Haris menyebutkan, solusi pembukaan lapangan kerja pasangan calon (Paslon) yang diusung oleh PDIP, PPP, Perindo dan Partai Hanura ini fokus pada 2 (dua) hal yakni pendidikan dan pelatihan (Diklat), dan industrialisasi.
Pendikan dan pelatihan ini penting dilakukan untuk meningkatkan kualitas, mentalitas, kecerdasan dan keterampilan agar sumber daya manusia (SDM) Indonesia menjadi unggul, berkualitas dunia dan siap untuk pekerjaan-pekerjaan masa kini dan masa mendatang, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. ‘’Pendidikan dan pelatihan harus diselaraskan mengikuti perkembangan dan kebutuhan industri,’’ ucap Haris.
Sedangkan industrialisasi, lanjut Haris, akan digencarkan melalui kemudahan berusaha dan kepastian serta perlindungan hukum agar semakin banyak investor tertarik membuka usaha dan pabrik di Indonesia, sehingga membuka banyak lapangan kerja.
‘’Dalam 10 tahun pemerintahan Pak Ganjar, Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT) di Jawa Tengah telah
mengalami penurunan signifikan, dari 6,01% pada tahun
2013 menjadi 5,24% pada tahun 2023,’’ ujar Haris.
Bahkan untuk mempersiapkan anak-anak muda di Jawa Tengah dengan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan
industri, Ganjar telah menginisiasi program SMKN Jateng yang gratis untuk siswa miskin dan yatim piatu di Kota Semarang, Kabupaten Pati, dan Kabupaten Purbalingga.
Sesuai data yang ada, hingga tahun 2023, tercatat sebanyak 1.046 siswa telah lulus dari SMKN Jateng. Hampir 100% lulusan cepat mendapat kerja, bahkan hingga ke luar negeri, atau melanjutkan kuliah.
‘’Untuk memudahkan warga mencari pekerjaan, Pak Ganjar juga menggagas situs e-Makaryo, sebuah sistem informasi pasar kerja yang mempertemukan kebutuhan dunia usaha dengan kualifikasi dari calon tenaga kerja yang tersedia. Situs ini telah berhasil menarik lebih dari 515 ribu pencari kerja dan terhubung dengan lebih dari 1.500 perusahaan,’’ ungkap Haris.
Di samping itu, Paslon Ganjar – Mahfud juga akan mempercepat dan memperluas pembangunan industri padat karya guna membuka lapangan kerja seluas mungkin bagi angkatan kerja produktif, terampil, dan profesional.
Termasuk juga memastikan penyerapan angkatan kerja baru setiap tahun dan mengurangi jumlah pengangguran hingga mencapai tingkat penyerapan tenaga kerja optimal, agar semua rakyat cepat dapat kerja.