Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPP KNPI) Haris Pertama menyoroti kasus dugaan penipuan robot trading Auto Trade Gold (ATG) yang dikelola PT. Pansaky Berdikari Bersama.
Kasus ini diduga telah merugikan 141 investor menjadi korban dengan kerugian mencapai Rp15 miliar lebih.
Haris Pertama sampaikan kejadian penipuan diibaratkan dengan air bah yang terus mengalis (terjadi)
“Ibarat air bah kejadian penipuan online robot trading maupun kripto terus menerus menelan korban dengan kerugian fantastis hingga belasan milyar, kali ini modusnya berupa robot trading ATG yang dikelola oleh PT. Pansaky Berdikari Bersama dengan Owner Wahyu Kenzo”, kata Haris.
Haris menyesalkan lambatnya respon dan penanganan oleh pihak Bareskrim Mabes Polri.
“Para pelapor diduga korban penipuan robot trading ATG ini sebelumnya telah melaporkan kasusnya ke Bareskrim berdasarkan Laporan Polisi Nomor: STTL/179/VI/2022/BARESKRIM sejak Juni 2022 lalu, namun hingga saat ini belum ada respon penanganan dari pihak Bareskrim Mabes Polri. Lalu kemana dan apa yang dikerjakan oleh para penyidiknya hingga sangan lamban sekali responnya?”, tegas Haris.
Lebih lanjut, Haris mendapat keterangan dari salah satu korban menyatakan bahwa mereka sebelumnya sudah membuat somasi, namun juga tidak direspon.
“Berdasarkan keterangan dari pihak korban, sebum dilayangkan laporan ke Bareskrim Polri bahwa para korban telah melakukan somasi, namun tidak ada respon dari pihak pengelola ATG”, jelas Haris.
Haris pun geram atas peristiwa diduga penipuan trading online ini yang kerap terjadi secara berulang.
“Kemana kinerja Bareskrim Polri, seperti tidak ada mitigasi dalam antisipasi penanganan dugaan tindak pidana UU ITE dengan modus robot trading maupun kripto yang banyak memakan korban? Apalagi anggaran lembaga sudah semakin besar dan didukung oleh Presiden Jokowi dalam membangun iklim ekonomi digital yang berkembang pesat”, tegas Haris.
Haris menduga terhadap kasus yang menimpa korban dugaan penipuan robot trading ATG ada dugaan kongkalikong oknum Bareskrim dengan pihak pengelola.
“Jika sejak Juni 2022 laporan pihak korban ke Bareskrim Polri tidak direspon, kami duga ini ada kongkalikong oknum Bareskrim Polri dengan pihak pengelola ATG dalam hal ini PT. Pansaky Berdikari, Pak Kapolri harus tindak tegas oknum-oknum picik seperti ini”, jelas Haris.
Menurut Haris, KNPI berkepentingan menyoroti kasus ini karena sebagian besar korban robot trading ATG adalah kaum milenial.
“Bayangkan korban robot trading ATG ini adalah sebagian besar kaum milenial, anak muda juga punya cita-cita dan harapan dirinya di masa depan menjadi makmur kehidupanya. Nah, jika kasus ini selalu kerap menimpa kaum milenial lah mau bagaimana nasib anak muda ke depan?”, tegas Haris.
Haris mendesak Kabareskrim Mabes Polri tegas perintahkan jajarannya untuk tangkap Wahyu Kenzo selaku Owner PT. Pansaky Berdikari Bersama.
“Pak Kabareskrim harap tegas perintahkan jajarannya tangkap Wahyu Kenzo selaku Owner PT. Pansaky Berdikari Bersama yang telah diduga merugikan belasan milyar melalui modus robot trading ATG”, harap Haris.
1 komentar untuk “DPP KNPI Sayangkan Lambatnya Penanganan Kasus Dugaan Penipuan ATG”
Singkatnya, sulit dipercaya bahwa ini adalah penipuan, sangat kecil kemungkinannya. Dinar Wahyu setiap hari berjuang bersama pengacaranya untuk menghidupkan kembali bisnis Pantheratrade. Pemblokiran saat ini semata-mata karena regulator dan sudah 1 tahun. Kami belum tahu nama regulatornya (OJK, bappebti, ppatk…). Kami mengharapkan tanda tangan dari pemerintah pada akhir Januari untuk meluncurkan kembali ATG dan penarikan, ini adalah keajaiban terkenal yang diharapkan oleh Dinar Wahyu. CEO telah memenuhi semua persyaratan yang diminta oleh regulator. Kami sedang menunggu tanda tangan terkenal ini.